1. Boedi Oetomo (BO)
Berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 di Yogyakarta. Pendirinya adalah para mahasis
wa STOVIA (Sekolah Kedokteran Jawa di Jakarta) yang dipelopori dr. Soetomo, dr.
Wahidin Soedirohoesodo, dr. Tjipto Mangoenkoesoemo, dr. Goenawan
Mangoenkoesoemo, dan lain-lain. Suatu
keputusan politik pemerintah RI yang masih menimbulkan perdebatan di kalangan
bangsa Indonesia karena organisasi ini sebenarnya mendukung penjajahan Belanda,
tidak pernah mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak nasionalis, ( anggotanya
hanya orang Jawa, Madura, dan Bali), anti agama bahkan tidak ikut serta
mengantarkan kemerdekaan Indonesia karena organisasi BO bubar pada tahun 1935.
Pada awal berdirinya Boedi Oetomo bergerak di bidang pendidikan dan sosial
budaya dan baru berpolitik pada tahun 1915. Boedi Oetomo dalam perjuangannya
kemudian melebur dalam PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia) selanjutnya melebur dalam PBI (Persatuan Bangsa Indonesia) yang
berubah namanya menjadi Parindra (Partai Indonesia Raya). Pada tahun 1935 Boedi
Oetomo secara resmi dibubarkan.
2.
Syarikat Islam (SI)
Berdiri
di Solo, Jawa Tengah tanggal 16 Oktober 1905 dengan nama awal Syarikat Dagang
Islam yang dipimpin/didirikan oleh Haji Samanhudi. Latar belakang
berdirinya SDI adalah sebagai perlawanan terhadap golongan pedagang Cina yang memonopoli bahan batik sedangkan tujuan berdirinya adalah memajukan perdagangan Indonesia yang berdasarkan Islam. Karena keanggotaan Syarikat dagang Islam terbatas hanya para pedagang saja maka pada tanggal 10 September 1912 diubah namanya menjadi Syarikat islam (SI) dengan pimpinan Haji Oesman Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto). Haluan perjuangan SI adalah anti imperialisme dan Kapitalisme. SI bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda dan mencita-citakan Indonesia merdeka sehingga sangat berbeda jauh dengan Boedi Oetomo. Walaupun demikian ternyata SI tidak dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional tetapi jatuh kepada Boedi Oetomo yang tidak nasionalis. SI menjadi badan hukum karena mencurigai dan khawatir terhadap organisasi yang besar ini walaupun terhadap SI-SI lokal ijin diberikan dengan mudah.Keanggotaan SI yang bersifat terbuka membuat SI kemudian pecah. Dalam tubuh SI terdapat tiga aliran yang berbeda, yaitu :
1. Aliran yang berpegang teguh kepada agama Islam
2. Aliran yang lunak, evolusioner, dan kooperatif terhadap Pemerintah Kolonial Belanda
3. Aliran yang keras, revolusioner, dan non kooperatif
berdirinya SDI adalah sebagai perlawanan terhadap golongan pedagang Cina yang memonopoli bahan batik sedangkan tujuan berdirinya adalah memajukan perdagangan Indonesia yang berdasarkan Islam. Karena keanggotaan Syarikat dagang Islam terbatas hanya para pedagang saja maka pada tanggal 10 September 1912 diubah namanya menjadi Syarikat islam (SI) dengan pimpinan Haji Oesman Said Tjokroaminoto (HOS Tjokroaminoto). Haluan perjuangan SI adalah anti imperialisme dan Kapitalisme. SI bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda dan mencita-citakan Indonesia merdeka sehingga sangat berbeda jauh dengan Boedi Oetomo. Walaupun demikian ternyata SI tidak dijadikan sebagai tonggak kebangkitan nasional tetapi jatuh kepada Boedi Oetomo yang tidak nasionalis. SI menjadi badan hukum karena mencurigai dan khawatir terhadap organisasi yang besar ini walaupun terhadap SI-SI lokal ijin diberikan dengan mudah.Keanggotaan SI yang bersifat terbuka membuat SI kemudian pecah. Dalam tubuh SI terdapat tiga aliran yang berbeda, yaitu :
1. Aliran yang berpegang teguh kepada agama Islam
2. Aliran yang lunak, evolusioner, dan kooperatif terhadap Pemerintah Kolonial Belanda
3. Aliran yang keras, revolusioner, dan non kooperatif
SI
akhirnya pecah menjadi dua setelah diadakan konggres ke-4 tahun 1921 untuk
disiplin partai dan mempertahankan keberadaan SI. Adapun dua organisasi itu
adalah :
a. SI Putih
Dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, Haji Agoes Salim, dan Abdoel Moeis dan tetap berpegang teguh kepada dasar-dasar ke-Islam-an sesuai cita-cita semula.
b. SI Merah
Dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka dan berhaluan Marxis. SI Merah nantinya berubah nama menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Pada tahun 1923 nama CSI (Central Syarikat Islam) diubah namanya menjadi PSI (Partai Syarikat Islam) karena CSI dianggap menghalangi pertumbuhan gerakan SI. Sejak Konggres Yogyakarta tahun 1925 maka SI melaksanakan haluan non kooperasi tetapi tetap memperbolehkan anggotanya duduk dalam badan pemerintah dengan nama pribadi bukan organisasi. Dengan kemajuan pergerakan nasional maka tujuan SI semakin tegas yaitu "Mencapai Kemerdekaan Nasional Berdasarkan Agama Islam". SI masuk ke dalam PPPKI dan tahun 1929 namanya diubah lagi menjadi PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia).
a. SI Putih
Dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto, Haji Agoes Salim, dan Abdoel Moeis dan tetap berpegang teguh kepada dasar-dasar ke-Islam-an sesuai cita-cita semula.
b. SI Merah
Dipimpin oleh Semaun dan Tan Malaka dan berhaluan Marxis. SI Merah nantinya berubah nama menjadi PKI (Partai Komunis Indonesia).
Pada tahun 1923 nama CSI (Central Syarikat Islam) diubah namanya menjadi PSI (Partai Syarikat Islam) karena CSI dianggap menghalangi pertumbuhan gerakan SI. Sejak Konggres Yogyakarta tahun 1925 maka SI melaksanakan haluan non kooperasi tetapi tetap memperbolehkan anggotanya duduk dalam badan pemerintah dengan nama pribadi bukan organisasi. Dengan kemajuan pergerakan nasional maka tujuan SI semakin tegas yaitu "Mencapai Kemerdekaan Nasional Berdasarkan Agama Islam". SI masuk ke dalam PPPKI dan tahun 1929 namanya diubah lagi menjadi PSII (Partai Syarikat Islam Indonesia).
3.
Indische Partij (IP)
Didirikan
di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai, yaitu dr. Tjipto
Mangoenkoesoemo, Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantoro), dan dr. E.F.E.
Douwes Dekker. Semboyan IP adalah Hindia for Hindia yang berarti Indonesia
hanya diperuntukkan bagi orang yang menetap dan bertempat tinggal di Indonesia
tanpa terkecuali. Tujuan IP adalah untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia
yang merdeka. IP meruipakan partai politik pertama di Indonesia penentang
politik Kolonialisme. Cita-cita IP banyak disebarkan melalui surat kabar De
Express. Kemajuan IP sangat luar biasa sehingga dalam waktu singkat IP telah
mempunyai 30 cabang. Hal tersebut mengkhawatirkan Pemerintah Kolonial Belanda
sehingga permohonan IP untuk menjadi badan hukum tanggal 13 Maret 1913 ditolak.
IP yang dengan tegas menyatakan diri sebagai partai politik dan mencita-citakan
Indonesia merdeka dinyatakan sebagai partai terlarang oleh Pemerintah Kolonial
Belanda. Walaupun dinyatakan sebagai partai terlarang dalam prakteknya IP masih
mengadakan propaganda untuk menyebarluaskan gagasannya contohnya tulisan
Soewardi Soerjaningrat yang berjudul Als Ih Een Nederlander Was ( Seandainya
Aku Seorang Belanda ) yang mengkritik perayaan kemerdekaan Belanda yang ke-100
dari penjajahan Perancis dengan menarik biaya dari masyarakat bumiputera yang
masih dijajah Belanda dan kritik tajam E.F.E Douwes Dekker yang menyebutkan
bahwa pemerintahan jajahan bukan pemerintahan tetapi kelaliman yang merupakan
musuh kemakmuran rakyat yang paling berbahaya, lebih berbahaya daripada
pemberontakan dan revolusi
4.
Moehammadijah ( Muhammadiyah )
Didirikan
oleh Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta.
Muhammadiyah merupakan organisasi Islam modern yang kiprahnya dipengaruhi oleh
gerakan Wahabi di Arab Saudi yang bercita-cita untuk memurnikan Islam seperti
pada jaman Nabi Muhammad SAW masih hidup atau dengan kata lain berusaha memberantas
TBC ( Takhayul, Bid'ah, Churafat ) yang berkembang di dalam masyarakat
Indonesia. Usaha Muhammadiyah ini nantinya mendapatkan perlawanan dari kelompok
Islam tradisional yang tidak setuju dengan cara-cara Muhammadiyah
memperjuangkan cita-citanya, yaitu dengan mendirikan Nahdlatul Ulama (NU) yang
berarti kebangkitan ulama pada tahun 1926. Selain kelompok Islam tradisional,
kelompok nasionalis juga kurang simpati kepada Muhammadiyah karena organisasi
ini tidak mau bergerak dalam bidang politik, mau menerima bantuan Belanda, dan
mempermasalahkan kemodernan dan kekolotan pelaksanaan ajaran Agama Islam.
Adapun tujuan didirikannya Muhammadiyah adalah :
a. Memberi pengertian tentang ilmu agama yang benar
b. Pengarahan hidup menurut ajaran Agama Islam
c. Memajukan pengajaran modern berdasarkan agama Islam
a. Memberi pengertian tentang ilmu agama yang benar
b. Pengarahan hidup menurut ajaran Agama Islam
c. Memajukan pengajaran modern berdasarkan agama Islam
Kegiatan
Muhammadiyah yang sangat menonjol adalah :
1. Bidang Pengajaran
Memberantas buta huruf dan mendirikan sekolah-sekolah
2. Bidang Sosial Ekonomi
Mendirikan Bank Islam
3. Bidang Kesehatan
Mendirikan Rumah Sakit dengan nama PKO / PKU (Panti kesehatan Umat)
4. Bidang keagamaan
1. Bidang Pengajaran
Memberantas buta huruf dan mendirikan sekolah-sekolah
2. Bidang Sosial Ekonomi
Mendirikan Bank Islam
3. Bidang Kesehatan
Mendirikan Rumah Sakit dengan nama PKO / PKU (Panti kesehatan Umat)
4. Bidang keagamaan
0 komentar:
Posting Komentar