Sabtu, 24 November 2012 | By: zam

Menganalisis Perang Padri Thn 1821-1837 (Kelas XI ; BAB III ; Tujuan Pembelajaran 2)


Latar belakang Perang Padri  :
1.    Pertentangan antara Kaum adat dengan kaum Paderi
Kaum adat adalah penganut agama Islam namun mereka juga menjalankan adat kebiasaan yang bertentangan dengan ajaran Islam seperti berjudi, minum minuman keras, dan menyabung ayam.
Kaum Padri  adalah mereka yang pulang dari ibadah haji dan ingin memberantas adat kebiasaan yang bertengangan dengan ajaran agama Islam.
2.    Campur tangan Belanda untuk membantu kaum adat melawan kaum Padri

Kaum Padri dipimpin oleh Datuk Malin Basa (Imam Bonjol), Tuanku Nan Renceh dan lain-lain. Mereka menggunakan siasat perang gerilya sementara Belanda menggunakan siasat benteng, yaitu mendirikan benteng untuk pertahanan, seperti benteng  Fort van der Capellen di
Batu Sangkar dan benteng Fort de Kock di Bukit Tinggi. Perang sempat dihentikan sementara, karena Belanda butuh pasokan tentara yang ada di Sumatra untuk menumpas pemberontakan yang dilakukan Pangeran Diponegoro (di Jawa).

Setelah perang Diponegoro dapat dipadamkan maka tentara ditarik kembali ke Sumatra untuk melanjutkan peperangan melawan kaum Padri.  Dalam perkembangan berikutnya kaum Adat akhirnya bergabung dengan kaum Padri. Pada tahun 1837 pasukan Belanda berhasil menerobos benteng Bonjol dan dapat menangkap Tuanku Imam Bonjol. Selanjutnya Ia diasingkan ke Cianjur lalu dipindahkan ke Minahasa sampai akhirnya wafat. Maka berakhirlah perlawanan Kaum Padri dan Belanda berkuasa di Minangkabau.

0 komentar:

Posting Komentar

free counters

Buscar